Minggu, 06 Oktober 2024

MODERASI BERAGAMA PENJAGA PERSATUAN BANGSA

 

الحمد لله الذي هدانا لهذا وما كنا لنهتدي لولا أن هدانا الله. والصلاة والسلام على رسول الله محمد صلى الله عليه وسلم، الذي جاءنا بالإسلام دين الوسطية والاعتدال أما بعد، فإن موضوع الاعتدال في الدين يُعدّ من أهم القضايا التي يحتاجها المجتمع في العصر الحالي، حيث نشهد كثيرًا من التحديات الفكرية والاجتماعية التي تجعل من الضروري التمسك بمبادئ الوسطية والاعتدال في كل مجالات الحياة، وخاصة في الأمور الدينية  فالإسلام دين الاعتدال الذي لا يغلو في أي جانب من جوانب الحياة، وهو دين يتطلب من أتباعه  التعامل مع الآخرين بحكمة ورحمة، سواء كانوا مسلمين أو غير مسلمين، إذ قال الله تعالى في كتابه العزيز:  

 "وكذلك جعلناكم أمة وسطا لتكونوا شهداء على الناس ويكون الرسول عليكم شهيدا" (البقرة: 143).


Moderasi beragama adalah sikap yang seimbang dan tidak berlebihan dalam menjalankan ajaran agama. Islam mengajarkan umatnya untuk selalu berada di jalan tengah, tidak ekstrem dan tidak pula lalai.

1. Pentingnya Moderasi dalam Beragama

Islam adalah agama yang mengajarkan keseimbangan dan moderasi. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 143:

وَكَذٰلِكَ جَعَلْنٰكُمْ اُمَّةً وَّسَطًا لِّتَكُوْنُوْا شُهَدَاۤءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُوْنَ الرَّسُوْلُ عَلَيْكُمْ شَهِيْدًا ۗ وَمَا جَعَلْنَا الْقِبْلَةَ الَّتِيْ كُنْتَ عَلَيْهَآ اِلَّا لِنَعْلَمَ مَنْ يَّتَّبِعُ الرَّسُوْلَ مِمَّنْ يَّنْقَلِبُ عَلٰى عَقِبَيْهِۗ  وَاِنْ كَانَتْ لَكَبِيْرَةً اِلَّا عَلَى الَّذِيْنَ هَدَى اللّٰهُ  ۗوَمَا كَانَ اللّٰهُ لِيُضِيْعَ اِيْمَانَكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ 

"Demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) umat pertengahan


) agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Nabi Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Kami tidak menetapkan kiblat (Baitulmaqdis) yang (dahulu) kamu berkiblat kepadanya, kecuali agar Kami mengetahui (dalam kenyataan) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang berbalik ke belakang. Sesungguhnya (pemindahan kiblat) itu sangat berat, kecuali bagi orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah. Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia
".

Ayat ini menunjukkan bahwa Allah SWT menjadikan umat Islam sebagai umat yang moderat, yang selalu berada di tengah-tengah antara dua kutub ekstrem.

2. Menghindari Sikap Berlebihan dalam Beragama

Nabi Muhammad SAW mengajarkan kita untuk menghindari sikap berlebihan dalam beragama. Beliau bersabda:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِيَاكُمْ وَالْغُلُوَّ فِي الدِّيْنِ ؛ فَإِنَّهُ أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ الْغُلُوُّ فِي الدِّيْنِ

"Jauhilah oleh kalian berlebih-lebihan dalam beragama, karena yang demikian itu telah membinasakan orang-orang sebelum kalian." (HR. Ahmad)

Hadis ini mengingatkan kita bahwa sikap berlebihan dalam menjalankan ajaran agama dapat membawa kepada kehancuran, baik bagi diri sendiri maupun orang lain.

3. Mengutamakan Toleransi dan Kesabaran

Islam mengajarkan kita untuk bersikap toleran dan sabar dalam berinteraksi dengan orang lain, termasuk yang berbeda keyakinan. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Hujurat ayat 13:

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ 

"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."

Ayat ini mengajarkan kita untuk saling mengenal dan menghormati perbedaan yang ada di antara kita, serta mengutamakan ketakwaan sebagai ukuran kemuliaan di sisi Allah SWT.

4. Menjaga Persatuan dan Kesatuan Umat

Moderasi dalam beragama juga berarti menjaga persatuan dan kesatuan umat. Nabi Muhammad SAW bersabda:

الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا

"Seorang mukmin terhadap mukmin yang lain seperti bangunan yang sebagian menguatkan sebagian yang lain." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini mengajarkan kita untuk saling mendukung dan memperkuat satu sama lain, serta menjaga persatuan dan kesatuan di antara umat Islam.

5. Mengedepankan Akhlak Mulia

Moderasi beragama juga tercermin dalam akhlak mulia yang diajarkan oleh Islam. Nabi Muhammad SAW bersabda:

إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاقِ

"Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia." (HR. Ahmad)

Dengan mengedepankan akhlak mulia, kita menunjukkan sikap moderat dalam beragama, yang tidak hanya mementingkan aspek ibadah tetapi juga aspek sosial dan kemanusiaan.

Kesimpulannya

Moderasi dalam beragama adalah kunci untuk menjaga keseimbangan dan keharmonisan dalam menjalani kehidupan beragama. Dengan bersikap moderat, kita dapat menghindari sikap ekstrem yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain, serta menjaga persatuan dan kesatuan umat.










Abdul Rochim, S.H.

Penyuluh Agama Islam Kecamatan Winong


Sabtu, 08 Juni 2024

KEPADA SIAPAKAH KITA HARUS BERLAKU ADIL

 اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ.

 أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَام

وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَام.

  اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وعلى اله وأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين

       أَمَّا بَعْدُ: ... فَيَاأَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ, اِتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى: وَمَنْ يَّتَّقِ اللهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا، وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَايَحْتَسِبُ


       Ma’a’asyiral muslimin wal-mu’minin rahimakumullah,

       Pada saat ini, saya mengajak kepada hadirin sekalian untuk selalu bersyukur atas segala nikmat dan karunia yang telah dianugerahkan Allah Swt. kepada kita. Hingga saat ini, kita diberikan kemampuan untuk hadir memenuhi panggilan Allah, melaksanakan kewajiban kita beribadah pada hari Jum’at.

       Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad Saw. yang telah membawa dan mengeluarkan kita dari alam gelap gulita, jahiliyah, menuju alam terang benderang dengan sinar dan pancaran Ilahi Rabbi, dengan syariat yang kita laksanakan. Semoga salawat dan salam ini tercurah pula kepada keluarga dan para sahabatnya serta kepada para pengikutnya yang setia dan taat mengikuti sunnahnya hingga yaumil akhir kelak.

       Selanjutnya khatib berpesan, marilah kita tingkatkan iman dan takwa kita kepada Allah Swt. dengan sebenar-benarnya takwa, berusaha untuk senantiasa melakukan kebaikan dan meninggalkan segala bentuk kejahatan dan maksiat.

       Kaum muslimin jamaah Jum’at rahimakumullah

        Perilaku adil merupakan bagian dari al-akhlaq al-karimah, apabila definisi adil itu sudah direfleksikan dengan sebuah sikap dan perilaku, maka ia akan menjadi bagian dari sifat akhlak yang terpuji. Sikap dan perilaku adil merupakan sebuah refresentasi dari perilaku seseorang,  lalu terbukti dalam perilaku nyata dalam kesehariannya, maka ia tidak akan pernah mendzalimi kepada orang lain dan kelompok manapun. Ia akan senantiasa berlaku adil dengan berlandaskan pada hukum-hukum Allah.

       Adil juga bisa dimaknai dengan dengan memposisikan sesuatu itu sesuai dengan letak dan porsinya. Dengan dasar sabda Nabi Saw:

وضع شيءفى محله

       Adil itu adalah menempatkan sesuatu pada forsinya

       Meletakkan dasar-dasar keadilan pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara adalah sebuah keniscayaan dan kewajiban pada setiap individu dan pribadi muslim, apalagi bagi seseorang yang sedang mengemban amanah sebagai pemimpin. Allah Swt. menegaskan dalam al-Qur’an surat An-Nisa ayat ke-58:

اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُكُمْ اَنْ تُؤَدُّوا الْاَمٰنٰتِ اِلٰٓى اَهْلِهَاۙ وَاِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ اَنْ تَحْكُمُوْا بِالْعَدْلِۗ اِنَّ اللّٰهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهٖۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ سَمِيْعًا ۢ بَصِيْرً

       Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada pemiliknya. Apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia, hendaklah kamu tetapkan secara adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang paling baik kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat

       Kaum muslimin jamaah Jum’at rahimakumullah,

       Perilaku terpuji dalam menerapkan nilai dan makna adil dan paling mudah dilihat dalam tatanan kehidupan adalah menetapkan suatu kebenaran terhadap dua masalah atau beberapa masalah yang kompleks untuk dipecahkan sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh syariat agama.

       Dengan demikian, perbuatan adil itu merupakan suatu tindakan yang berdasar pada nilai-nilai kebenaran, bukan mengikuti kehendak hawa nafsu pribadi. Allah Swt., menegaskan:

اِعْدِلُوْاۗ هُوَ اَقْرَبُ لِلتَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ

       ...berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al-maidah: 8)

       Kita selaku pribadi-pribadi muslim yang beriman, dituntut untuk selalu menegakan kebenaran karena Allah, abila kita menjadi saksi maka kita harus menjadi saksi yang sebenar-benarnya, dan sejujur-jujurnya. Sejatinya pribadi muslim itu sangat anti terhadap dusta dan kebohongan, terlebih kebohongan yang berimplikasi pada tatanan publik yang luas, karena dampaknya akan luar biasa. Pribadi muslim, apalagi yang mempunyai amanah sebagai pemimpin, sekali-kali tidak boleh memihak pada salah satu pihak atau golongan, sebab hal itu adalah bagian dari ketidakadilan. Seorang pemimpin harus berlaku adil kepada seluruh yang dipimpinnya, bahkan tanpa terkecuali  kepada musuhnya atau rakyat yang tidak memihak kepadanya sekalipun.

       Begitu niscayanya penerapan keadilan dalam kehidupan masyarakat, hingga Rasulullah pernah bersabda:

وَايْمُ اللهِ لَوْ أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ مُحَمَّدٍ سَرَقَتْ لَقَطَعْتُ يَدَهَا

       ... Demi Allah Jika sekiranya Fatimah binti Muhammad mencuri, niscaya aku potong tangannya. (HR. Bukhari) 

       Kaum muslimin rahimakumullah,

       Berperilaku adil dapat kita realisasikan kedalam beberapa hal, diantaranya:

       Pertama, berlaku adillah kepada Allah. Maknanya adalah kita harus mampu dan beri’tikad dalam jiwa dan perilaku kita untuk menjadikan Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang harus kita sembah. Inilah prinsip keadilan utama setiap pribadi muslim dengan Dzat yang telah menciptakan dirinya. Ia (pribadi muslim) menyadari bahwa semua nikmat yang melekat dalam setiap gerak dan langkahnya merupakan karunia dari Allah Swt. Maka berbuat adil dalam pemahaman makna ini adalah berlaku proporsional kepada Allah adalah dengan memenuhi hak-Nya.

        Kemudian yang kedua berlaku adillah kepada diri sendiri.

        Maknanya adalah mampu meletakkan dirinya pada situasi dan kondisi yang baik, dan berprinsip pada nilai-nilai kebenaran. Mampu memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani sesuai dengan norma syariat agama.

        Pribadi yang sudah mampu menyeleksi makanan-makanan yang halal dari yang haram, bahkan mampu menyeleksi makanan yang baik dengan yang baik namun kurang baik bagi kesehatan tubuhnya, dengan istilah yang sangat populer halalan thayyiban, adalah cerminan dari perilaku adil terhadap diri sendiri. Lalu stirahat yang cukup, tidak menyiksa diri sendiri seperti halnya mentato kulit, tidak bahkan menjauhi minuman khamar (alkohol), narkoba, dan lain sebagainya, adalah cerminan ia telah berlaku adil terhadap dirinya sendiri.

       Kaum muslimin rahimakumullah,

       Lalu yang ketiga berlaku adil kepada orang lain. Maksudnya adalah meletakkan dan bersikap kepada orang lain orang lain pada tempat yang seharusnya. Berperilaku adil kepada orang lain harus kita lakukan, dan hal itu kita lakukan kepada semuanya tidak terkecuali bahkan kepada musuh atau orang yang kita benci sekalipun, sebagaimana halnya dijelaskan dalam surat an-Nisa ayat ke-58 di atas.

        Sebagai renungan bagi kita semua mari kita sikapi hadits Rasulullah Saw., dalam riwayat Muslim dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah Saw., bersabda:

ماَ مِنْ عَبْدٍ يَسْتَرْعِيْهِ اللَّهُ رَعِيَّةً، يَمُوْتُ يَوْمَ يَمُوْتُ، وَهُوَ غَاشٌّ لِرَعِيَّتِهِ، إِلاَّ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ

       Tidaklah seorang hamba, Allah berikan amanah untuk memimpin rakyat, kemudian dia meninggal dunia dalam kondisi berbuat curang (tidak adil) terhadap rakyatnya, melainkan Allah haramkan dirinya dari surga. (HR. Muslim)

       Semoga kita dikaruniai Allah memiliki jiwa adil kepada diri sendiri dan orang lain dan Allah mengarunia kepada kita pemimpin yang adil. Aamiin.

 

 بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ هَذَا الْيَوْمِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الصَّلَاةِ وَالصَّدَقَةِ وَتِلَاوَةِ الْقُرْاَنِ وَجَمِيْعِ الطَّاعَاتِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ جَمِيْعَ أَعْمَالِنَا إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 

Oleh: Dr. H. Syarif Husain, S.Ag. M.Si

   

     

Sabtu, 12 Februari 2022

Bahaya Narkoba Bagi Generasi Muda

  

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

 

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِىْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلاً. أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ الَّذِى اَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَىالدِّيْنِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللهِ شَهِيْدًا وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا وَدَاعِيًا اِلَى اللهِ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا. اَللّهُمَّ صَلِّ عَلى مُحَمَّدٍ وَعَلى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اتَّبَعَ الْهُدىْ أَمَّا بَعْدُ

 

Saudaraku Kaum Muslimin Rahimakumullah

Marilah senantiasa kita memuji kehadirat Allah SWT yang selalu merahmati dan memberi taufik serta hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga kita sampai detiki ini masih dapat menghirup udara dan melanjutkan aktifitas kita.

Shalawat serta salam kita panjatkan kepada junjungan kita  Nabi Agung Muhammad SAW, kepada keluarganya, shahabatnya dan kita semua sebagai umatnya.

Saudaraku yang dimulyakan Allah

Pernah Berkata Ir.Soekarno seorang proklamator bangsa dalam pidatonya “berikan kepadaku 1000 orang tua, aku akan sanggup memindahkan kutub utara keselatan, berikan kepadaku 10 pemuda aku akan sanggup mengubah wajah bangsa.

Syaikh Muqbil bin Hadi didalam kitab Shohih Asbab an-Nuzul berkata, Ibnu Abbas menjelaskan, bahwa pengharaman khamar berawal dari dua kabilah dari kabilah Anshor, mereka meminumnya hingga apabila mereka telah mabuk, mereka saling mengganggu dan menghina satu sama lainnya. Demikianlah, pertama kali Allah menjelaskan pengharaman khamar kepada kita. Untuk mengantisipasi penyalahgunaan narkoba,  maka “Bahaya Narkoba Bagi Generasi Muda” menjadi tema pada kesempatan kali ini. Dengan rujukan al-Qur`an surat al-Maidah ayat 90 : 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْاَنْصَابُ وَالْاَزْلَامُ رِجْسٌ مِّنْ عَمَلِ الشَّيْطٰنِ فَاجْتَنِبُوْهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ 

Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.

Ayat tersebut mengisyaratkan haramnya khamar. Hal ini menunjukan bahwa mengkonsumsi khamar merupakan perbuatan syetan. Karena khamar baik dalam bentuk serbuk, pil maupun minuman merupakan substansi psikotropika, mengandung zat-zat yang dapat merusak jiwa dan mental. Akal dan mental menjadi rusak,  pemuda pecandu narkoba bukan memiliki mental pelopor, tetapi memiliki mental pengekor. Oleh karena itu jauhi perbuatan syaitan itu agar mendapat keberuntungan.

Saudaraku kaum muslimin rahimakumullah

Prof.Dr.H.Dadang Hawari mengatakan, 68% masyarakat Indonesia terjerumus kedalam penyalah gunaan Narkoba, tenggak wishky, brendy dan lainnya. Bahkan anak muda kita yang mati diujung lidahnya hanya dua kata yang terucap : ganja, morfin. Merintih memanggil ganja dan morfin sampai dia mati,tanpa iman. Naudzubillahi min dzalik.

Ustadz Jefry Al Bukhori (almarhum) mengartikan NARKOBA sebagai berikut:

N = Negara

A = Akan

R = Rusak

K = Kalau

O = Orang (nya)

B = Bejat

A = Akhlaknya

Bagaimana tidak akan hancur negara ini kalau generasi mudanya sudah tidak lagi memiliki pemikiran yang waras, tidak lagi memiliki moral, suka menghalalkan segala cara. Hidup tanpa aturan. Maka yang terjadi adalah hukum rimba, berarti kembali kemasa zaman purba.

Bahkan raja dangdut Rhoma Irama menciptkan sebuah lagu khusus tentang narkoba yang merupakan kegelisahannya akan masa depan bangsa jika generasi mudanya menjadi pecandu dan penyalahguna narkoba. Satu generasi akan hilang, jika penyalahgunaan narkoba ini dibiarkan.

Maka dari itu wahai para generasi muda, jangan biarkan diri kalian terlena dan terjebak dalam tipuan kenikmatan semu NARKOBA. Para dokter sepakat bahwa Narkoba akan merusak saraf dan dapat menimbulkan gangguan kejiwaan bahkan sampai pada kematian. Polisi / BNN dengan tegas menyatakan penyalahgunaan NARKOBA berarti melawan hukum dan harus dipidana. Islampun dengan tergas mengatakan NARKOBA itu haram.

Dalam UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika pada pasal 111 dijelaskan ancaman bagi penyalahgunaan narkoba dengan ancaman minimal 4 tahun dan denda Rp. 800.000.000 (delapan ratus juta rupiah), sedangkan Allah SWT dalam surat Al Baqarah ayat 195 mengatakan :

وَاَنْفِقُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَلَا تُلْقُوْا بِاَيْدِيْكُمْ اِلَى التَّهْلُكَةِ ۛ وَاَحْسِنُوْا ۛ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَ

Berinfaklah di jalan Allah, janganlah jerumuskan dirimu ke dalam kebinasaan, dan berbuatbaiklah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (QS. Al Baqarah : 195)

Padahal kita tahu, semua perbuatan syaitan itu jelek, mengkonsumi khamar lebih jelek diantara perbuatan jeleknya syaitan, mengapa demikian? karna khamar baik dalam bentuk serbuk, pil, maupun minuman merupakan psychotropic substance, mengandung zat-zat yang dapat merusak jiwa dan mental manusia yang mengkonsumsinya. Dengan mengkonsumsi khamar orang yang gemuk bisa jadi kurus kerempeng, apalagi yang sudah ceking. Dengan mengkonsumsi khamar, akal dan mental menjadi rusak maka pemuda pecandu narkoba bukan memiliki mental pelopor, tetapi memiliki mental mental pengekor, kemana-mana maunya naik motor, padahal kerja cuma molor, disiplin hanya waktu dibagi honor. Mental ini hadirin merupakan amal-amal syaitan yang jelek bahkan رجس من عمل الشيطان lebih buruk dari perbuatan syaitan. Oleh karna itu ayat tersebut mengisyaratkan kepada kita untuk dapat menjauhi perbuatan syaitan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Lalu bagaimana kalau mengkonsumsi nya dalam jumlah yang sedikit yang tidak membuat mabuk ?? jawabannya adalah terdapat dalam hadits :

كُلُّ مُسْكِرٍ خَمْرٌ وَكُلُّ مُسْكِرٍ حَرَامٌ

Artinya : Setiap zat yang memabukkan itu kmar dan setiap zat yang memabukkan itu haram.(HR. Abdullah Ibnu Umar)

Pembaca Yang Dirahmati Allah


Penyalahgunaan narkoba sebenarnya bukan masalah baru lagi, namun akibatnya, harus tetap kita waspadai. Bahkan pada masa Rosulullah SAW sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ahmad yang bersumber dari Abu Hurairah. Bahwa ketika Rosulullah SAW pergi ke Madinah, di dapatnya kaumnya suka minum arak dan makan hasil judi, kemudian mereka bertanya kepada Rosulullah tentang hal itu, untuk memberikan jawaban atas pertanyaan itu, maka turunlah Surat Al-Baqarah ayat 219. Allah berfirman

يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ قُلْ فِيهِمَا إِثْمٌ كَبِيرٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَإِثْمُهُمَا أَكْبَرُ مِنْ نَفْعِهِمَا وَيَسْأَلُونَكَ مَاذَا يُنْفِقُونَ قُلِ الْعَفْوَ كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمُ الْآَيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُونَ

Artinya: mereka bertanya kepada-mu (Muhammad) tentang khomr dan judi. Katakanlah. “pada keduanya terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia. Tetapi dosanya lebih besar dari pada manfaatnya” dan mereka bertanya kepadamu (tentang) apa yang (harus) mereka infakkan. Katakanlah, “kelebihan (dari apa yang diperlukan)”. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu berfikir ”


Ayat 219 Surat Al-Baqarah ini, menunjukkan bukti yang otentik bahwa sejak dulu hingga sekarang, minum-minuman keras, judi, dan penyalahgunaan narkoba kegemaran dan kebanggaan yang senantiasa menegakkan umat. Ketiganya nampak seperti bermanfaat, namun hakekatnya, aslinya sangat berbahaya dan terlaknat, karena tidak hanya mengandung unsur yang memabukkan, tetapi membuat pecandunya ketagihan kemudian lumpuh serta mati akal pikiran dan jiwanya. Sedangkan mabuk karena judi, membuat selalu penasaran, yang kemudian stress dan gila jiwanya. Lalu menjangkitlah penyakit “hubbuddunya wa karohhiyatul maut”. Cinta dunia dan takut dengan mati oleh karena itu Allah mengharamkannya

Dengan demikian mari kita menjaga keutuhan bangsa dengan cara meningkatkan ukhuwah basyariyah, ukhwah wathoniyah dan ukhuwah Islamiyah untuk mengantisipasi keharaman Narkoba, Insya Allah negara kita menjadi Negara yang baldatun toyyibatun warabbun Gofur yang berlandasan Iman dan Taqwa.

Demikianlah yang dapat saya sampaikan kurang lebihnya mohon maaf.



والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

 

Abdul Rochim, S.H.

Penyuluh Agama Islam Non PNS 

Kecamatan Winong Kabupaten Pati

Rabu, 03 Juni 2020

NEW NORMAL, TATANAN BARU YANG TIDAK BARU



Alhamdulillah, kita masih mendapatkan nikmat Allah, yakni berupa nikmat sehat, dan nikmat Iman dan Islam.
Saudaraku kaum muslimin yang dirahmati Allah,
Pandemi Covid 19 seakan tak ada ujungnya, meskipun data pasien yang sembuh maupun ODP yang akhirnya dinyatakan negatif cukup banyak, dan terus bertambah sebagai kabar yang menggembirakan, namun disisi lain, jumlah pasien baru dan dan dinyatakan positif masih saja terus ada. Hal ini menandakan bahwa pandemi ini belum akan segera berakhir dalam waktu dekat, kecuali Allah berkehendak lain. لاحول ولا قوة الآ بالله العلي العضيم.
Kita semua telah tahu dan faham bahwa wabah covid 19 ini akan berkembang jika mendapatkan media atau tempat hidup yang mendukung baginya, apa itu...? yaitu kurangnya kita menjaga kebersihan. Kebersihan dalam hal apa saja? Banyak..... hal. Bisa kebersihan dalam hal diri, kebersihan dalam pakaian maupun kebersihan dalam prilaku atau pola hidup kita.
Kebersihan dimulai dari diri (badan) kita. Bagaimana kita menjaga kebersihan diri (badan) kita. Sudah bersihkan badan kita, suddah sesuai kah dengan tuntunan syariah agama Islam? Demikian juga dengan pakaian kita, juga rumah kita, makanan kita, dll. Islam telagh mengahjarkan kita pada tatanan hidup yang sehat dan bersih. Ada hadits yang sangat terkenal dan sering kita dengar maupun baca diman-mana. أنظفة  من الإيمان
Bahkan beberapa ayat al qur’an dengan jelas memerintahkan kita untuk menjaga kebersihan dan kesehatan. Sebagaimana yang Allah SWT firmankan dalam surat al baqarah ayat 195 :
"Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik." (QS. Al Baqarah :195)
Dengan menjaga kebersihan dan kesehatan, maka kita dapat menghindarkan diri dari sakit, maupun mara bahaya lainnya, yang dapat berujung pada kebinasaan. Dan Allah SWT memrintahkan kita untuk menafkahkan harta kita di jalan Allah, diantaranya dengan bersedekah. Dengan sedekah selain menghadirkan kebahagiaan bagi orang lain, juga dapat menghadirkan berkah untuk kita.
Dengan menjaga kebersihan di segala bidang, kita akan mendapatkan tubuh dan lingkungan yang sehat. Dengan lingkungan yang sehat, anak-anak kita juga akan tumbuh dengan baik, akan menjadi pribadi yang kuat. Allah SWT lebih mencitai hambanya yang kuat daripada yang lemah, sebagimana sabda Rasulullah


"Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada Mukmin yang lemah."
Maksud dari hadits di atas adalah badan yang kuat dan sehat juga diperlukan untuk beribadah dan melakukan ketaatan. Sehingga kita meniatkan membuat badan sehat adalah agar bisa melakukan ibadah, ketaatan dan berbagai kebaikan.
Lalu bagaimana dengan New Normal atau Kenormalan yang baru?
New Normal atau kenormalan yang baru sebenarnya bukanlah benar-benar baru, namun menjadikan tatanan kehidupan yang menggunakan protokol kesehatan dalam setiap aktifitas kehidupan kita. Tatanan kehidupan dengan berpedoman pada protokol kesehatan yang mengedepankan tindakan preventif untuk melindungi diri atau masyarakat dari penyebaran Covid 19 ini sejalan dengan tatanan kehidupan umat Islam sejak Rasulullah ﷺ,  jadi bukan sesuatu yang baru.
Lantas bagaimana kita sebagi umat Islam menyikapi hal tersebut?
Menjaga keselamatan diri dan orang lain itu sangat dianjurkan  dalam Islam,
لاضرر ولاضرار yang artinya janganlah membahayakan dirimu sendiri dan jangan pula membahayakan orang lain. Demikian juga halnya protokol kesehatan dalam pencegahan penyebaran covid 19, bagi yang positif segera diobati, bagi yang terindikasi segera diisolasi dan bagi yang lain dilindungi atau dihindarkan.
Setiap hari umat Islam sedikitnya 5 kali melakukan tindakan yang merupakan salahsatu langkah atau poin dalam protokol kesehatan pencegahan penyebaran covid 19, apa itu? Wudhu. Ya.... umat Islam memulai aktifitas dengan wudhu, pagi hari saat subuh untuk melaksanakan shalat subuh kita wajib melakukan wudhu. Nah dalam wudhu bukan hanya tangan dan jari yang dicuci atau basuh, tapi seluruh wajah bahkan lubang-lubang yang ada dimuka kita, dan  anggota tubuh yang lainnya. Dan itu tidak Cuma sekali dalam mencuci atau membasuhnya, tapi 3 kali. Dan dilakukan minimal 5 kali dalam sehari.
Bagaimana dengan pakaian kita?
Salahsatu dari yang dipersyaratkan dalam melaksanakan shalat selain suci diri dengan minimal berwudhu, maka kebersihan atau kesucian lainnya yang dipersyaratkan adalah bersih atau sucinya pakaian yang kita gunakan untuk melaksanakan ibadah shalat, termasuk media atau sarana lainnya seperti sajadah maupun lantai dimana kita akan melaksanakan shalat.
Selain pakaian atau sarana ibadah, ada hal yang juga telah diatur dan diuaraikan dengan detail dalam syariah Islam. Bagaimana dan apa saja makanan yang boleh kita konsumsi dan bagaiman mengolahnya. Sehingga kita benar-benar mengonsumsi makanan yang حلال طيببا.
Jadi, tidak ada yang perlu kita risaukan dengan akan ada
nya tatanan baru New Normal atau Kenormalan Baru ini. Kuncinya adalah disiplin. Selama kita memegang disiplin untuk mengikuti sebaimana yang disyariatkan agama Islam dan apa yang diatur oleh pemerintah tidak saling bertentangan, maka tidak ada alasan untuk mengingkarinya.
Allahj SWT dalam al Qur’an Surat An Nisa’ ayat 59 mengatakan :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ ۖ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri (pemegang pemerintahan) di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
New Normal atau Kenormalan Baru merupakan tatanan kehidupan sebagai hasil dari ikhtiar para pemimpin dan ulama di negeri ini untuk membangun kehidupan (aktifitas) yang sempat terhenti (terbatas) beberapa bulan terakhir ini sejak mewabahnya covid 19, maka kita sebagai warga negara yang baik, sebagai umat Islam yang taat, sudah semestinya kita bersama-sama dengan seluruh elemen masyarakat untuk menerapkan tatanan baru yang disebut dengan New Normal atau Kenormalan Baru tersebut.
Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga dapat menjadi bahan untuk menambah pemahaman kita.

وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Abdul Rochim, SH.
Pati, 3 Juni 2020

MODERASI BERAGAMA PENJAGA PERSATUAN BANGSA

  ا لحمد لله الذي هدانا لهذا وما كنا لنهتدي لولا أن هدانا الله. والصلاة والسلام على رسول الله محمد صلى الله عليه وسلم، الذي جاءنا بالإسلام...