Ojek Online.... Siapapun anda, tidak ada larangannya.
Ada anggapan salah terhadap ojek online. Misalnya ada yang mengatakan bahwa pekerjaan ini kurang layak. Padahal ojek online, dan usaha e-commerce lain, adalah hasil kemajuan zaman.
Dunia yang semakin mengglobal menuntut percepatan. Internet, jasa pengiriman, ketanpabatasan, menjawab semua itu.
Ojek Online (Ojol), yang salah satunya merupakan unicorn andalan Indonesia, adalah satu terobosan cerdas. Ia dibentuk dengan visi jauh ke depan dan terealisasi berkat kolaborasi banyak pihak.
Kehadiran Ojol telah memberi solusi transportasi alternatif yang murah dan fleksibel bagi masyarakat. Ia juga membuka peluang kerja bagi mereka yang masih menganggur maupun kerja sambilan bagi yang sudah bekerja.
Kisah dokter muda asal Palembang ini bisa dijadikan contoh. Namanya Ahmad Nabhan, biasa dipanggil Cody. Ia adalah ko-asisten (Koas) di RSUD Palembang, Sumatera Selatan. Setiap hari Cody menghabiskan waktunya merawat pasien. Di hari libur ia ngojek online.
Di akun Twitter-nya @NabhanAziz, Cody dipuji seorang netizen. Dokter, saya bersimpati dengan Anda...
erima kasih, Pak, saya masih koas, jawab Cody berterus terang.
Tidak merasa minder, Cody mengaku menjadi driver Ojol justru berguna untuk melatih mentalnya. Ia bisa bertemu dengan banyak orang, dengan karakter yang beragam, yang tentu menjadi pengalaman tersendiri.
Cody memanfaatkan momen menjadi driver ojol untuk menimba ilmu. Menurutnya, ada banyak hal dalam hidup yang tidak tercantum di buku.
Fakta ini membuktikan, ojol bukan sekadar lapangan kerja bagi pengangguran. Namun, ia bisa dijadikan sebuah ruang jelajah yang bermanfaat bagi orang-orang tertentu.
Ada banyak pengalaman menyebutkan, ojol menjadi jalan keluar dari kesulitan. Misalnya, seseorang yang di-PHK saat sudah berumur, ojol memberikan peluang untuk mendapat penghasilan yang setara, atau bahkan lebih dari profesi sebelumnya.
Cody, dokter muda yang nyambi ngojek online itu telah memulai petualangannya ngojek sejak Juni 2017. Di salah satu acara talkshow ia ditanya soal profesi sambilannya itu, yang ia jawab dengan diplomatis, “Saya tidak malu. Ini halal…”
Cody mengaku mencontoh etos kerja kakeknya. Sang kakek memulai usaha dari nol, dari tidak punya apa-apa, bahkan memungut sampah. Banyak pekerjaan dijalani, hingga akhirnya sang kakek sukses punya rumah makan besar.
Pengalaman yang didapatkan Cody di jalan, diharapkannya akan menempa mentalnya sekeras baja. Menjadi driver Ojol bukan pekerjaan mudah, penghasilannya pun kadang di bawah standar. Namun sejak awal, Cody memang tidak mengejar penghasilan, ia meniatkannya sebagai ajang mencari pengalaman hidup.
Zaman terus berkembang. Percepatan menuntut setiap orang untuk kreatif dan bekerja keras. Ojol, salah satu unicorn andalan Indonesia menjawab tantangan zaman itu. Siapa yang cepat akan di depan dan menang.
Sementara yang lambat, malas, suka mengeluh, akan digilas oleh roda zaman.
#ojek #ojekonline #ojol #transportasi #indonesia
Senin, 26 November 2018
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
MODERASI BERAGAMA PENJAGA PERSATUAN BANGSA
ا لحمد لله الذي هدانا لهذا وما كنا لنهتدي لولا أن هدانا الله. والصلاة والسلام على رسول الله محمد صلى الله عليه وسلم، الذي جاءنا بالإسلام...
-
Penulis Alsi: Oleh Ir. GUN SUTOPO SABILA FARM Pepaya mempunyai manfaat yang sangat banyak, baik untuk Pangan, Kesehatan , Industri dan ...
-
rumah adalah tempat untuk mendapatkan kenyamanan, ketenangan, dan keamanan. Bukanlah rumah dengan bangunan mewah, megah menjual anggota d...
-
Alhamdulillah, kita masih mendapatkan nikmat Allah, yakni berupa nikmat sehat, dan nikmat Iman dan Islam. Saudaraku kaum muslimin ya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar